Selasa, 13 Mei 2014

Dunia ku hancur seakan kiamat.



>>> 14 Mei 2012
Senin pagi tepatnya sebelum solat subuh, handphone Ku berdering, dan aku lihat “ Babeh i Love Calling “, kebetulan ayah ku sedang berada diluar kota, ayah sedang berziarah, kegiatan Tahunan bersama bapak bapak pengajian, kebetulan, Kaka pertama ku ikut bersama Ayah.

” bangunnn nak.”
” iyah Ayah, ni Ku udah bangun.”
” bangunn, bantuin ibunya ya.”
”iyahh Ayah.”

Dan akhirnya aku bangun, lalu solat, dan membantu ibu ku, Ayah dan ibu memiliki bisnis rumah makan, aku beranjak pergi ke depan komplek rumah,Untuk membantu ibu sebelum aku pergi ke kampus.

Setelah aku selesei membantu ibu, aku bergegas berangkat ke kampus, handPhone Ku terus bergetar, “Dewa”... banyak sekali panggilan tak terjawab dan SMS dari nya, aku hanya menghiraukan, entah tak tau harus berbuat apa.

Laki laki yang pertama dalam hati ku, dan orang pertama juga yang telah membuat luka di hati ku, ya benar... Aku patah hati untuk pertama kali nya.

Dia yang telah menghianati cinta ku, tetapi masih saja terus tak membiarkan ku lepas dari jerat nya.Aku masih saja pada lingkaran nya, sulit sekali untuk ku keluar dari perasaan yang membutakan mata ku ini, Hati ku sakit, hancur, Aku benci, benci pada diriku sendiri.

Dia begitu hebat, hebat hingga membuat ku tak bersemangat, aku sering sekali terlambat masuk kelas, jarang buat tugas, kerjaan ku hanya absen dan pulang, masuk ke kamar ku, dan menyendiri, begitulah..

Mungkin orang orang yang mengenal ku sejak dulu, Akan heran melihat ku seperti ini.
Tapi aku masih harus bertanggung jawab dengan Tugas dan tanggungjawab ku sebagai salah satu duta pariwisata, aku tak boleh seperti ini, walau tak bersemangat aku tetap harus bertanggung jawab, setelah pulang kuliah, aku pergi ke kantor dinas, untuk persiapan PPAP (Pertukaran Pelajar Antar Provinsi), Aku di delegasikan oleh orang orang dinas, Aku harus menghilangkan sejenak pikiran ku tentang Dewa. Akh... Shit. ! lagi lagi bayangan nya terus menghantui pikiran ku, Dan dia terus saja menghubungi ku, aku tak bisa berkonstrasi pada saat itu.
Pembekalan untuk Test PPAP sepertinya sia sia, aku tak bersemangat, ternyata begini rasanya patah hati, membuat aku hancur, semua aktifitas ku berantakan, aku benci dengan cinta, sekejap pada saat itu aku berubah menjadi orang yang dingin, pendiam, enggan untuk berbagi cerita dengan yang lain, hari ini begitu melelahkan untuk ku, di tambah Hujan yang tak kunjung reda, aku sudah lama berteduh, sudah hampir magrib, akhirnya ku paksakan untuk pulang ke rumah.

Jam 9 malam . Aku terbangun karena perut ku yang belum ku berikan Hak nya,Aku yang pada saat itu hanya bertiga dengan ibu dan 1 adik ku, karena 1 adik laki laki ku masih main diluar rumah, Ibu dan adik perempuan sedang asik menonton TV, dan ketika aku di dapur, ada yang mengetuk Pintu rumah ku, siapa itu yang malam malam berkunjung, hmmm ternyata Om dan 1 teman nya.

Perasaan aneh, tumben sekali Om datang dan wajah nya yang terlihat murung, akhirnya tak lama setelah Om dan teman nya duduk, Om Mulai berucap.
Dan semua di luar kepercayaan Ku.
Aku tak percaya !!!!!!!!!!!!!
Bener bener gak percaya !
Ternyata kedatanga Om hanya untuk mengabarkan jika AYAH Ku sudah meninggal dunia tadi sehabis shalat magrib. !!!!

Aku tak tau apa yang harus aku lakukan, aku yang saat itu sedang memegang piring di dapur reflek menjatuhkan piring itu ketika mendengar Om ku membawa berita duka itu, dada ku sesak, adik perempuan ku histeris, begitu juga ibu,Kak tidak sanggup untuk memberitahu langsung ke rumah, kaka hanya mengabarkan saudara saudara ku di jakarta.

Aku tak tau harus berbuat apa, saat itu aku menelepon sahabat ku di kampus, mengabarkan bahwa Ayah ku telah tiada. Tidak lama setelah nya Dewa menelpon ku, aku mengangkat nya, dewa menenangkan ku, aku tak bisa membohongi perasaan ku, bahwa aku membutuhkan dia saat ini.

Aku masih tidak percaya, Aku hanya bisa menangiss, ya Allah kenapa begitu cepat kau ambil ayah Ku, dan ternyata pagi tadi adalah terakhir kali buat aku mendengar suara Ayah . Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (
Lalu tak lama setelah itu Dewa datang bersama ka adam, ka sarah, dan ka Qika. Adik Ku histeris dan menyuruh mereka pergi, Tak mau mendengar mereka mengaji untuk ayah ku, karena Merasa ayah ku masih baik baik aja.

Lalu Jam 11 malam, semua saudara saudara jauh dari jakarta sudah berkumpul disini, tepat jam 12 malam aku langsung berangkat ke bandara, untk mengejar tiket penerbangan pagi, sampai bandara jam 3 pagi, ternyata pas di cek tidak ada penerbangan yang pagi tujuan Sumatra Barat. Penerbangan paling pagi hanya jam 8.45. wib. Mau gak mau aku bersama adik adik ku dan ibu sabar buat menunggu.

Aku harus tetap kuat didepan ibu, dan adik adik, karena aku anak kedua, setelah kaka Ku. Aku hanya meminta ijin sama ibu, mau pergi ke masjid di bandara, sambil menunggu shalat subuh, dan alhamdulillah disana sepi, akhirnya Aku mengeluarkan sesak di dada Ku, aku menjerit, aku gak tau harus apa, seakan aku tak bisa hidup tanpa ayah,Ayaaaaaaaaaaaaaah .! dengan cepat aku Istigfar, “Astagfirullahaladzim”.... ya Allah kuatkan Ku ya Allah kuatkaann, tabahkan hati ibu, kaka, dan adik adik ku ya Allah, Ku tak sanggup untki mengaji dengan benar, Aku mengaji dengan berlinang air mata dan terisak isak,. Aaaaaaaaaaaaaaaak. Aku terus mengaji untuk ayah ku, tapi akuu masih tidak percaya, yang ku tau, Aku hanya ingin bertemu ayah saat itu,memeluk ayah, mencium ayah, kenapaaaa ???? Kenapaa ???? Ayah harus pergi di saat ku jauh, Akuu tidak bisa berada disamping ayah ku, di hari hari terakhir ayah. Kenaaaaaaapaa ya Allah....... “Astagfirullah”.
Adzan subuh pun sudah berkumandang, sudah banyak juga orang mulai berdatangan ke mushola ini, Aku menghapus air mata ku dengan cepat, karena Aku tidak ingin orang orang tau, jika aku menangis.

Rasanya badan ku di sambar petir, separuh hidup ku hilang, kehilangan Dewa belum seberapa dibandingkan kehilangan dengan Ayah ku, jika aku boleh memilih, tak apa aku kehilangan Cinta ku, Asalkan Ayah dan Ibu ku selalu ada di sampingku, Akh aku mulai mengada ngada, Aku masih beruntung, masih banyak orang orang yang sayang dengan ku, sahabat sahabat ku, Aku harus kuat untuk Ibu dan adik adik ku.
Selesai solat subuh, Aku kembali lagi ke ruang tunggu, Aku hanya berempat saja, karena saudara saudara ku tak boleh masuk waiting room, badan ku lemas sekali, Aku juga belum makan dari kemarin sejak pulang ke rumah, dan sekarang udah pagi lagi. Aku harus kuat, saat nya aku bersiap untuk take off.
Ibu Ku terus menangis, aku tak sanggup ya Allah, aku tak sanggup melihat ibu menangis, aku tak boleh ikut menangis, aku harus menguatkan ibu dan kedua adik ku. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak hati ku menjerit. Didalam pesawat aku terus memanjatkan doa untuk ayahku, Sampai akhirnya aku tiba di bandara Minang Kabau, aku masih harus sabar untuk bertemu jenazah Ayah, karena menunggu saudara ku yang menjemput.

Ibu semakin menangis, tangisan ibu semakin menjadi jadi ketika saudara ku yang menjemput datang, aku sangat mengerti perasaan ibu, ibu pasti ingin sekali berada disamping suami yang begitu ia cintai dan juga mencintai ibu, dalam perjalanan ibu hanya menangis, “sudahlah bu, kasihan ayah jika terus diratapi..”. aku tau, ibu sangat kuat, ibu adalah wanita yang paling kuat yang pernah aku kenal sepanjang hidupku.
Aku sudah hampir tiba di rumah nenek, dari kejauhan aku melihat bendera kuning, kerumunan orang orang, dan Kaka laki Laki ku yang berdiri menyambut kedatangan ku, ibu dan adik adikk.
Aku langsung berlari keluar mobil ke arah Kaka, dan memeluk kaka, disusul dengan kedua Adik adik ku, kami berempat menangis dalam pelukan kaka. Kami menangis di tengah kerumunan orang orang sekitar,Hingga memmbuat orang sekitar tak tahan menahan haru dan ikut menangis melihat kami.
” kitaaaa….aaaaa udah gak pu……nya AYAH ka..”. Aku berbicara dengan terbata bata masih menangis terisak.
 ” Aya…h be…luumm tauu Ku lu..lus se..ko..lahh Ka .”Adik perempuan ku memeluk kaka erat
” Ay…aahh ke..na..pa.. ka?? Ayaah gak bo..leh me..ninggal ka.!!!” Dan adek ku yang paling akhir seakan tak ingin ayah pergi.
Kaka menangis dan memeluk kita bertiga. Kaka berusaha menguatkan adik adiknya, ditengah tangisannya. Kaka akhirnya mengajak kita masuk.
Aku tak kuasa menahan air mata ku, Melihat ayah ku yang tak berdaya di tutupi selimut di kelilingi banyak orang yang sedang mengaji. Ibu menangis di samping ayah, dan tangisan ku meledak ketika Aku, kaka, ibu, dan adek adek Ku, membacakan YASIN untuk Ayaahhh. Air mata Ku terus mengalir, Aku tak kuaaaaaaaaaaaaaaattt. Astagfirullah !
Setelah aku mengaji, Aku menghapus air mata ku, hingga Tak sedikitpun air mata ini menempel di wajah Ku, Aku langsung memeluk Ayah dan Mencium kening Ayah,” Ku sayaanggg Ayah” sebelum ayah di mandikan dan di kafani. Begitu juga ibu, kaka, dan adik adik Ku.
Jenazah Ayah langsung di mandikan, di kafani, dan di solatkan, lalu Jenazah Ayah langsung di bawa ke pemakaman untuk di makamkan, ibu tidak ikut ke pemakaman ayah, karena ibu tidak kuat melihat ayah di makamkan, adik perempuan ku menemani ibu di rumah nenek.

Di setiap perjalan menuju makam ayah,aku menangis, ya Allah sebentar lagi “AKu udah gak bisa liat Ayah ku untuk selama lamanya, AKU UDAH GAK PUNYA AYAH !!!! ” dan tiba di makam Ayah, melihat Ayah di masukan ke liang lahat, Aku harus tetap kuat, Aku tidak boleh mengeluarkan air mata ku di pemakaman ayah, Tak henti hentinya ku panjatkan Doa untuk mu Ayah.
Pemakaman Ayah pun selesei, setelah semua mendoakan ayah, semua pergi dari makam ayah, Hanya Aku yang masih dimakam ayah, Sendiri, ;

“ Ayah maafkan semua kesalahan ku, Ayah maaf kan Ku jika Ku pernah membantah ayah, Ayah setiap Ku sakit, ayah yang selalu ada dan sigap buat merawat ku, sampai Ku sembuh, Ayah ketika Ku mimpi buruk hanya ayah yang bisa menenangkan ku, Ayah setiap pagi Ayah selalu membangunkan ku, Ayah setiap Ku salah Ayah selalu memaafkan ku,sejak kecil ayah selalu menggendong Ku di belakang punggung mu, hingga terkahir Ku di gendong ayah ketika ayah membawa ku ke Rumah Sakit desember 2011 silam, dan sekarang sudah tak ada lagi semua itu, sudah tak ada lagi senyum ayah, sudah tak ada lagi tawa canda, marah ayah. AYYYYYYYAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH( .

Waktu menunjukan sudah pukul 15.00 WIB, dan perutku belum di isi dari kemarin sore, begitu juga dengan kaka, ibu, dan adek adek ku, rasanya susah sekali untuk menelan nasi itu, setiap meliat nasi Aku mengingat ayah. dan menangis. Ya Allah. Kuat ta kuat….. ( hampir seminggu Aku di kampung halaman Ayah, Sumatra Barat, dan Aku harus kembali lagi ke kota ku, kota serang, karena aku harus masuk kuliah, adik adik kuu harus sekolah, dan kaka harus kerja.

Ada rasa bahagia melihat Ayah, sebelum ayah di mandikan, wajah ayah yang bersinar dan senyum, Ayah meninggal tepat di Surau ( Mushola) sehabis solat magrib, dalam posisi duduk dan jatuh ke pangkuan kaka yang duduk tepat di samping ayah, dan hampir 100 orang yang berada di surau itu mengantarkan jenazah ayah pulang ke rumah nenek, sehabis ayah di mandikan wajah ayah terlihat makin bercahaya, makam Ayah pun bersih, luas, tak ada sedikit pun batu pada saat menggali makam ayah. Semua proses pemandian,sampai pemakaman ayah berjalan lancar. Alhamdulillah.

Ibu dan Ayah saling mencintai, Ayah dan ibu selalu mesra, Ayah selalu merayu ibu, sampai kami tertawa, sampai anak anak nya besar pun ayah tak pernah malu, ayah selalu memberikan cinta dan kasih sayang nya pada ibu, Ibu selalu menemani ayah ketika ayah senang, sedih, susah, ibu selalu ada disamping ayah, begitu juga ayah yang selalu ada untuk ibu. Cinta mereka hanya terpisah oleh kematian, aku hanya berdoa, semoga kelak Ayah dan ibu akan bersatu kembali di surga sana, bersama dengan kaka, aku dan kedua adik ku, Amin ya Allah

Sosok Ayah yang Penyayang, Perhatian, Penuh cinta kasih, hangat, tegas tentunya, selalu kami rindukan. Tak ada satupun yang bisa menggantikan Ayah.
Cobaan terberat dalam hidup ku,
kehilangan terbesar dalam hidupku,
Adalah “Kehilangan Ayahku tercinta”
We Love You AYAH.
“ perasaan nestapa ku seratus kali lebih pilu dibandingan seorang anak yang kehilangan mainan kecintaan nya, Engkau Telah diminta tuhan untuk menjadi bagian dari Hakikat-Nya”-. 14 Mei 2014. (Mengenang 2 Tahun Kepergian Ayahku)

Template by:

Free Blog Templates