Well, Cewe kelahiran Betawi berdarah Minang ini sejak kecil emang udah pinter ngomong kata
ibu, Dan Sejak umur 5 tahun Ibu sudah mengajarkan gue membaca, di saat gue
sudah hafal dengan semua Huruf, dan mulai mengeja, gue selalu membaca setiap
tulisan apa saja, dimanapun, dan kapanpun, rasanya setiap kata adalah candu
buat gue, ya gue kecanduan baca, setiap ayah atau ibu ngajak gue pergi, di
mobil gue selalu mengeja spanduk, atau baligo2 besar yg ada dijalan, sampai
tulisan itu hilang dan menjauh dari pandangan gue, dan gue ngerasa bahagia di saat
gue berhasil mengeja kalimat kalimat itu.
Selain Ibu, ayah juga mengajarkan gue banyak
hal, Ayah adalah sosok seorang pemimpin yang Tegas, Penyayang, dan yg pasti
sangat pintar, semua kata kata yang keluar dari mulut ayah membuat rumah selalu
ramai dengan tamu tamu, banyak yang suka berbagi cerita dengan ayah, ayah
adalah pendengar yang baik, maka dari itu jika beliau berbicara banyak orang
yang mendengarkan, Seperti kalimat ini “ Jika kamu ingin di dengar, maka ketika
ada orang yang berbicara, dengarkan.!”. dan yang pasti ayah yang tegas berhati
lembut, ramah, dan baik kepada semua orang yang ada di sekitarnya, Ayah dan Ibu
mengajarkan gue banyak hal salah satunya “ KETULUSAN dan KEIKHLASAN”. Itulah
yang selalu di tanamkan oleh Ayah dan ibu kepada anak anaknya, mungkin Ayah
mewariskan sedikit apa yang beliau miliki kepada anak anak nya.
Kaka, sejak kecil, sejak dia masuk Sekolah,
dia selalu jadi pusat perhatian para wanita *kata ibu*, dan sejak kecil kaka
selalu jadi Juara, mau di kelas atau di
hati orang orang yang mengenalnya, mungkin karena kaka tampan, dan memiliki
karakteristik yang menawan, dan yang pasti kaka sangat rajin itu yang membuat
dia jadi pintar, beda sama gue, kalo gue itu pemalas, kalo lagi baik mood nya
baru rajin, tapi kayak nya kebanyakan males nya, itu yang membuat gue kalah
Pintar sama kaka, karena kaka rajin Baca, gue kadang kadang. Hmm –‘
waktu SD gue itu nakal, duduk paling belakang,
sendirian pulak, dan gue selalu ijin keluar kelas, “mau pipis buk”, padahal gue
main di lapangan belakang, dan ibu selalu rajin buat nengok ke sekolah, eh
bukan nengok, tapi gara gara di panggil Sama Wali Kelas gue. Kebayangkan gue
kecil nya kayak apa. Pasti pada ilfeel.-,-‘
Untung waktu itu gue beda sekolah sama kaka,
kaka di pondok ranggon, gue di Kranggan, Pas kelas 2 catur wulan 2 gue pindah
ke bandung, karena ayah gue Bisnis Man dan mengharuskan gue pindah ke bandung,
tapi di bandung usaha ayah gak berkembang, jadi kita pindah ke jakarta
lagi, gue tetep di sekolah yang lama, ya
di kranggan, dan lo tau ada murid baru kaka kelas gue, kelas 6 dan gue kelas 3,
murid baru itu seperti biasa jadi artis,
ya pasti lo semua tau siapa murid baru itu, hmmm Yak. ! benar. Murid
baru itu Abang gue men. ! akh sekejap 1 SD dari kelas bawah sampe kelas atas
nanya “ Itu kaka lo?, Kok beda sih sama lo.” Entah. Entah gue seneng atau
Gondok dengr kata “Kok beda sih” entah maksud nya Beda Muka, yang gak mirip,
atau Beda kaka gue Pinter dan gue ? Oke Skip –‘
Tapi itu semua gak memutus harapan gue, buat
bisa seperti kaka, walau kayak nya gak bisa nandingin kaka, gue mulai berusaha
semaksimal mungkin untuk jadi yang juara, nah bener kan, emang mungkin udah
turunan, walau gue nakal, dan males belajar, tapi tiap ujian atau ada Test
apapun, nilai gue bagus dan ibu selalu bilang “ tuh kan, males aja bagus, apa
lagi gak males” Akh emang ibu paling juara, tapi tetep aja gue males, dan SD ya
begitu begitu aja, mau lulus SD, Ayah bangkrut, usaha ayah Mati total, dan
Stuck disitu, semua harta benda habis, untung ayah masih punya Aset rumah di
BANTEN, tepat nya kota serang, 1 Asset rumah yang ayah beli pada tahun 1995,
dan setelah gue lulus, mau gak mau gue pindah, meninggalkan kampung halaman
gue, Betawi.Berat rasanya buat meninggalkan kota ini, kota
dimana gue lahir, masa kecil gue, kenangan kenangan gue, teman kecil.
Kota Serang, di kota ini gue memulai kehidupan
yang begitu sulit, pahit, sepahit pahitnya, untung gue memiliki seorang ibu
yang begitu kuat, yang selalu mendampingi Ayah di saat ayah sedang terpuruk,
Ayah adalah Bos Besar, Anak buah banyak, Konveksi Ayah bangkrut, karena ayah di
tipu, niat menolong, tetapi malah jadi begini, mungkin karena ayah terlalu
baik, Ayah selalu mengajarkan keikhlasan kepada ibu dan anak anaknya.
Ibu begitu sangat sedih, setiap hari ibu cuman
menangis, dengan kehidupan kita yang saat ini, ibu yang selalu di gelimangi
dengan kemewahan, ingin apa saja ada, tapi sekarang, untuk makan saja susah, di
tambah dengan kaka, gue, dan 2 adik adik yang harus sekolah.
Ayah mencari pinjaman kesana kemari untuk
memulai Usaha nya lagi, tapi nihil, ayah juga mencari pinjaman untuk biaya
sekolah kaka, gue dan adik adik. Buat Ayah. Pendidikan itu nomor 1, ayah akan
berusaha semaksimal mungkin untuk keluarganya. Ayah selalu berjuang untuk anak
dan istrinya, walau sekarang ayah memakai sepeda kalo kemana mana tidak seperti
dulu.
Dengan berjalan nya waktu, ibu mulai bisa
terbiasa dengan kehidupan kita saat ini, mungkin dulu kita kurang mendekat kan
diri kepada Allah, sehingga allah memberikan kita ujian seperti ini. Kejadian
ini buat gue makin tersadar, kalo hidup itu gak selamanya di Atas. Dan dari
sini juga gue mulai menanamkan dalam diri gue, untuk selalu membanggakan Ayah
dan ibu, menjadi yang terbaik dimanapun gue berada.
Dan di SMP alhamdulillah gue bisa selalu jadi
juara, Begitu juga dengan kaka, kaka jadi siswa nomor satu di sekolah nya, kaka
jadi ketua OSIS. Dengan kehidupan kita yang seperti ini, ibu mulai membantu
ayah, ibu pintar sekali membuat kue, akhirnya ibu membuat kue, dan kaka gak
pernah malu buat bawa kue dan jual kue itu ke sekolah, kaka emang panutan gue,
contoh tauladan buat gue dan adik adik, gue harus mencontoh kaka, guru guru
kaka dan gue pada gak percaya kalo gue dan kaka adalah anak yang tidak mampu,
karena melihat dari kulit yang terawat, baju yang bagus, dan entahlah apa yang
mereka lihat, sampai guru guru kaka datang kerumah untuk membuktikannya.
Mulai lah gue masuk SMA, kehidupan gue masih
sama, masih dibawah, bahkan ibu udah mau putus asa, ibu nyuruh gue gak usah
sekolah lagi, karena gak ada biaya. Gue gak mau, gue terus optimis, gue punya
kemampuan, kalo gue gak sekolah, mau jadi apa nanti, kaka mendaftarkan gue ke
sekolah yang gue mau masukan, gue hanya membeli Formulir 11 ribu rupiah, dan
mengikuti segala tes nya, Alhamdulillah, gue lulus dan di terima di sekolah ini
dengan jurusan yang favorit disini.
Gue juga mau kayak kaka, Berprestasi dan juga
membantu ibu, gue menyuruh ibu buat membuatkan gue kue, karena gue juga mau
menjualkan kue kue ibu di sekolah, tapi gak lama, karena ibu sakit, perut ibu
yang gak bisa buat kerja berat, menjadikan ibu berhenti membuat kue.
Di SMA ini juga gue mengikuti kaka, gue
menjadi Siswa nomor 1 disekolah, gue menjadi Ketua Osis, Koordinator Paskibra,
Koordinator Utama Osis bersatu Sekota-Kab Serang, dari kelas 1 sampai gue lulus
SMA, gue cuman mengeluarkan uang 11 ribu rupiah untuk Formulir pendaftaran,
sisanya di biayaain dari sekolah, bahkan gue selalu di kasih uang sama guru
guru di sekolah. Hihihi.
Pada
Saat kaka lulus SMA, kaka mengikuti Test Beasiswa, Dan akhirnya Dari sekian
ribu orang, Kaka Lolos,kaka dapet Beasiswa keluar negeri, ke Malaysia, Tapi
karena Ayah gak punya Uang untuk membuat Passport dan Visa, kaka gak jadi
pergi, gue tau pasti kaka kecewa, hati nya
sakit, tapi kaka gak pernah menunjukan rasa kekecewaan nya, malah kaka bilang “
mungkin ini sudah jalan yang terbaik dari Allah buat kaka tetep tinggal di
Indonesia”.
Pas gue kelas 3 SMA, Ayah mendapatkan modal,
tetepi ayah memulai Bisnis baru yaitu Kuliner, bukan Konveksi lagi, Ayah emang
jago masak, dibandingkan ibu, Apa lagi Darah Minang ayah yang kental mengalir dalam dirinya, dan pada saat itu Ayah membuka rumah Makan Padang
“ DOA BUNDO” itu nama Rumah Makan Bisnis Baru ayah.
Usaha Ayah berkembang, Kaka Pun Di terima di
tempat kerja yang gak semua orang gampang masuk ke tempat kerja kaka, Saingan
kaka pada saat Test Sarjana Semua, kaka hanyalah lulusan STM, tapi dengan
kemampuan yang dimiliki oleh kaka, dan bahasa Inggris Yang Aktif, membuat kaka
lolos kerja dengan Upah gaji yang cukup besar untuk lulusan STM.
Derajat keluarga gue mulai berubah sedikit
demi sedikit, Usaha Ayah yang berkembang, Dengan kaka yang sudah kerja, Dan
kaka juga kuliah, Kehidupan gue sudah tidak pahit lagi. Semua kerja Keras ayah
terbayar dengan Hasil yang cukup memuaskan.
Pas gue Lulus SMA, gue menadapatkan beasiswa
dari salah satu perguruan tinggi di jakarta, tapi kaka melarang gue buat pergi
dari kota serang, kaka gak ngebolehin gue buat ngekost, “ kalo mau kuliah di
serang aja” gue sempet gak mau kuliah karena kecewa, gue mau kerja aja, Tapi
kaka juga melarang. Akhirnya gue kuliah di kota serang dengan Beasiswa juga, di
kampus ini Prestasi gue juga tidak menurun, Alhamdulillah, Ayah dan kaka bilang
“ Selagi masih muda banyak berkarya” dan di tahun 2011, gue terpilih menjadi
duta Pariwisata Banten, Dan Serang. Sejak dari situ, nama gue mulai di kenal
orang orang penting di Kota serang, gue banyak bertemu dengan orang orang hebat
di banten, dan muka gue selalu muncul di Koran dan Televisi Lokal,
Alhamdulillah.. Ayah ibu ini semua untuk kalian. Gue merasa bahgia, karena pada
saat itu Ayah dan ibu begitu senang.
Kehidupan keluarga gue sudah membaik, ya Tidak
selamanya kita akan di bawah, dengan semua tanggung jawab ayah, perjuangan
ayah, hingga membuat istri dan anak anak nya bangga, membawa keluarga mu hingga
seperti ini yah, Ayah pun menutup Usia di tahun 2012.
Dan Pada 2012 juga gue memberikan ibu PIALA,
gue memberikan Kado untuk menutupi luka hati ibu, karena di tinggal pergi
kekasih hati nya, orang yang begitu ia cintai, ya alhamdulillah lagi, gue
terpilih Sebagai Duta Di kampus gue. Dan di Akhir 2012 ini jug ague memulai Hoby gue yang suka ngomong, ke
Radio, dan jadilah Gue Penyiar Radio, yang tentunya nama gue semakin di kenal
orang banyak. Semoga gue bisa terus berkarya dan berprestasi. Anyway seperti kata kaka waktu itu, waktu kaka tidak jadi berangkat ke
Malaysia, “ Mungkin ini sudah jalan terbaik untuk tidak pergi, dan tetap
tinggal di kota ini”. And See !! ini lah jawabannya .
Ayah dan ibu selalu mengajarkan anak anak nya
untuk selalu Rendah hati, tidak pernah sombong, angkuh, dan iri kepada orang lain,
Dengan semua yang telah terjadi Ayah selalu berpesan, dan pesan yang selalu
akan gue ingat.
“Anak anak ayah, jangan pernah lupa dengan
saudara saudara kalian, ketika besar harus saling menolong, mengerti dan
memahami”. Ingat ketika kita susah dulu, bagaimana rasanya ketika tidak ada
saudara yang peduli.
“Anak anak ayah, jangan pernah dendam dengan
orang yang telah menyakiti hati kalian, belajarlah mengikhlaskan walau memang
susah” Ingat Ketika kita susah dulu betapa sakit nya dan susah nya hidup kita
ketika Ayah di tipu.
“Anak Anak ayah, Jika Ada orang yang meminta
bantuan, kalo bisa kita bantu, dan jangan di ungkit ungkit, apa lagi kita tagih
tagih, biarlah Allah yg membalasnya ” Ingat ketika dulu kita meminjam, dan di
desak harus membayar.
Begitulah Ayah, Bijaksana, suka menolong,
Perasa, Penyayang, dan yang pasti Bertanggung jawab, Itulah Ayah, Ayah tidak
meninggalkan kita begitu saja, Ayah meninggalkan kita dengan semua tanggung
jawab yang telah ia lakukan. Tak ada yang mampu menggantikan mu yah.
Ayah Saat ini, sebentar lagi kaka Akan Lulus
S2, Aku akan Lulus S1, Adik Adik juga Sudah menjadi orang orang hebat yah.
Ayah, lihat lah anak anak mu ini, Semoga Kita
bisa selalu menjalan kan apa yang selalu ayah pesankan, semoga kita bisa selalu
membuat Ayah bangga.
Dengan Apa yang sudah terjadi, kita bisa
mengambil hikmah, untuk tidak selalu melihat keatas,dan selalu bersyukur dengan
apa yang kita punya, tak selamanya hidup itu di atas, Tak selamanya hidup itu
di bawah, tak selamanya Hidup itu Senang, dan Tak selamanya Hidup itu Pahit,
Selalu Bersyukur itu lah kuncinya.
Ayah Ibu terimaksih karena membuat aku hingga
seperti ini, di usia ku yang dalam hitungan jam lagi akan bertambah. Dengan
Linangan air mata, Di sudut tempat dimana aku menuliskan semua ini, Maafkan aku
ibu, Ayah, jika aku selalu menyakiti hati kalian.
Tak kuasa ku menahan tangis, jika ku mengenang
apa yang yang telah ku lakukan kepada Kalian Ayah dan ibu ku tercinta.
Semoga di usia ku yang bertambah ini, Aku bisa
berubah menjadi anak yang lebih berbakti, dan berguna, menjadi manusia yang
lebih baik dari sebelum nya. Amin.
Sungguh aku tak sanggup menahan air mata
ini,mengingat segala kesalahan kesalahan
ku pada mu Ayah Ibu ku. Tak sanggup ku membalas segala jasa jasa mu Ayah ibu
ku.
Dari lubuk hati ku yang terdalam, Aku
mencintaimu Ayah ibu ku.
Serang, 15 Agutus 2014.